Mohon maaf, saya bukan dokter dan bukan ahli fisiologist. Saya cuma merangkum presentasi dalam bahasa Inggris agar mudah difahami. Mudah-mudahan pengetahuan ini bermanfaat bagi kita semua agar terhindar dari penyakit yang sebenarnya bisa dicegah (preventable).
Definisi:
1. Insulin adalah hormon yang dihasilkan oleh beta cell yang terletak pada organ Pankreas (beratnya hanya 2 gram). Peran insulin dalam metabolisme adalah membuka pintu (gate opener) dinding sel agar glucose (gula darah) bisa masuk ke dalam sel untuk dirubah menjadi energi di organel cell yang bernama mitokondria (dapur/tungku pembakaran yang mengkoversi glucose menjadi energi/ATP).
2. Trigliserid (lemak darah) adalah kumpulan 3 molekul fatty acid yang terikat dengan molekul gliserol. Triglicerid disebut juga molekul energi karena menjadi bahan dasar pembuatan energi dalam dapur sel (dalam mitokondria akan dikonversi menjadi energi/ATP). Trigliserid merupakan molekul lemak yang tidak larut dalam plasma darah sehingga perlu pengangkut yang disebut LDL (Low Density Lipoprotein).
Banyak penyakit degeneratif bermula dari “insulin resistance” yang tidak pernah kita sadari. Untuk mengukur “insulin resistance” yang paling mudah adalah dengan “glucose blood test” yang ditusukkan di ujung jari, lalau LCD digital akan menampilkan angka kadar gula darah (dalam kedaan puasa, harus dibawah 100. Kalau sudah lebih tinggi dari 100, anda sudah menderita insulin resistance, tergantung tinggi rendahnya hasil pengukuran). Cara yang lebih akurat adalah melalui laboratorium untuk melihat index HbA1c (mengukur rata-rata kadar gula darah 3 bulan terakhir sehingga bisa meng-eliminasi fluktuasi harian). Mengapa kalau kita general check-up perlu mengetahui HbA1c? Karena tanpa kita sadari banyak penyakit degeneratif asal mulanya adalah karena “insulin resistance”.
Sekarang mari kita lihat mekanisme/cara kerja sel tubuh kita dalam merubah makanan menjadi energi. Ketika kita makan nasi/mie/spageti/singkong atau minum es teh manis atau es campur, maka dengan cepat tubuh akan merubah makanan tersebut menjadi glucose (gula darah). Glucose ini harus dimasukkan ke dalam dapur sel (mitokondria) untuk dirubah menjadi energi/ATP. Untuk bisa masuk ke dalam dapur sel, glucose harus menembus membrane (dinding sel). Dalam membrane (dinding sel) ada reseptor yang bertugas untuk membuka/menutup dinding sel sesuai perintah yang diberikan. setelah kita makan karbohidrat maka darah kita banjir dengan glucose dan segera harus dikeluarkan dari pembuluh darah agar tidak menghalangi kemampuan Hemoglobin mengikat Oksigen (O2) yang dibutuhkan untuk reaksi pembakaran dalam mitokondria. Ketika glucose tinggi, beta cell segera memproduksi insulin yang berfungsi sebagai “gate opener”. Hormon insulin akan mengetuk penjaga pintu sel (reseptor cell) agar bersedia membuka pintu dinding sel agar glucose bisa masuk ke dalam sel, untuk mengantri giliran dibakar di dapur sel (mitokondria), untuk dirubah menjadi energi/ATP yang dibutuhkan tubuh kita untuk segala macam aktivitas (bernafas, detak jantung, berjalan, naik sepeda, dll).
Ketika hormon insulin datang mengetuk pintu dinding sel dan penjaga pintu sel atau gate keeper (reseptor cell) tidak bersedia membuka pintu dinding sel untuk menerima glucose, itulah kondisi tubuh kita mengalami “insulin resistence”. Jika banyak penjaga pintu dinding sel (receptor cell) yang tidak bersedia membuka pintu ketika insulin mengetuk-ngetuk pintu dinding sel, maka kita akan didiagnosa “diabetes type 2”. Pertanyaannya, kenapa gate keeper (reseptor cell) bandel tidak mau membukakan pintu dinding sel untuk dilewati glucose menuju mitokondria (dapur sel)? Ternyata disebabkan banyaknya antrian fatty acid (pecahan trigliserid/lemak darah) yang menunggu giliran untuk dibakar di mitokondria. Dengan menggunakan model ini, bisa menjalaskan kenapa orang yang overweight (kelebihan lemak dalam tubuhnya) rentan menderita “insulin resistance” karena antrian fatty acid dalam sel tubuhnya mem-blokade reseptor cell untuk memasukkan glucose ke dalam mitokondria. Jika glucose tidak bisa masuk ke dalam mitokondria, maka akan beredar terus menerus di pembuluh darah dan menghambat Hemoglobin mengikat Oksigen (O2). Implikasinya adalah berbagai komplikasi akibat gulah darah tinggi akan dialami oleh penderita (gagal ginjal, serangan jantung, stroke, kerusakan syaraf retina mata, luka yang sulit sembuh, dll).
Pertanyaan: Apakah kita masih berani mengatakan, “tidak apa-apa gemuk, yang penting sehat”, setelah kita mengetahui hubungan antara kegemukan/kebanyakan timbunan lemak di tubuh dengan gejala “insulin resistance”?