Tips Perubahan Perilaku Manusia

3 Tips Untuk Merubah Perilaku Manusia.

Merubah perilaku manusia tidak semudah membalik telapak tangan. Berikut ini hasil penelitian ahli neuroscience dari London College University. Adanya peringatan (warning) akan suatu bahaya tidak efektif merubah perilaku manusia. Sebagai contoh peringatan bahaya merokok yang diwajibkan oleh regulator pada kemasan rokok (Peringatan: merokok membunuhmu, dengan gambar organ yang terkena kanker) tidak efektif untuk menghentikan kebiasaan orang merokok. hasil penelitian atas berbagai rentang usia manusia menunjukan bahwa pada usia awal (anak-anak hingga remaja), mereka cenderung mengabaikan “warning” yang bersifat menakut-nakuti. Manusia mulai memperhatikan terhadap peringatan bahaya sejalan dengan kedewasaannya. Namun setelah melewati usia pertengahan, mulai abai kembali terhadap peringatan bahaya. Sementara itu peringatan yang bertujuan menyampaikan “positive outcome” bersifat stabil untuk segala rentang usia. Berdasarkan hasil eksperimen tersebut dapat disarankan 3 tips melakukan perubahan perilaku manusia:
1. Pemberian informasi berupa “social reward” artinya orang lain (masyarakat pada umumnya) telah berhasil berperilaku seperti yang diinginkan. Contoh di Inggris, Ditjen Pajak menambahkan  kalimat dalam surat yang dikirimkan ke wajib pajak dengan informasi bahwa 90% “tax payer” membayar pajak tepat waktu sehingga mendorong orang yang belum membayar pajak untuk membayar. Jadi yang ditekankan bukan sanksi atau “negative consequences”, melainkan tingkat keberhasilannya. Di stasiun-stasiun kereta api listrik di Sydney (Australia) juga di pasang poster-poster yang memberi informasi bahwa 90% penumpang memiliki tiket kereta api yang valid untuk mendorong agar penumpang kereta api tidak curang (sadar untuk patuh).
2. Pemberian “instant reward” akan mendorong orang merubah perilakunya. Eksperimen dilakukan di rumah sakit untuk mencegah penularan penyakit, tenaga medis diwajibkan membilas tangannya dengan cairan antiseptik setiap kali masuk ke ruang pasien. dari hasil pengamatan dengan kamera CCTV, hanya 10% tenaga medis yang melakukan kebiasaan tersebut. Setelah dilakukan intervensi dengan memberikan data dilayar monitor yang langsung bisa dilihat seketika setiap kali tenaga medis membersihkan tangannya dengan cairan antiseptik, kebiasaan tersebut meningkat menjadi 90%. Ternyata manusia lebih senang kalau bisa melihat hasil tindakannya seketika (instant feedback).
3. Memiliki metode/sarana “progress monitoring” atas perubahan perilaku. Jika kita tidak tahu cara melihat kemajuan (progress monitoring) atas hasil perubahan perilaku, manusia cenderung tidak bersedia meneruskan perubahan perilaku yang disarankan. Contoh, jika kita merubah pola makan dari yang tinggi karbohidrat ke makanan rendah karbohidrat dan kita bisa memonitor hasilnya (penurunan lemak tubuh), maka perubahan perilaku tersebut akan meyakinkan (positive feedback) karena kita bisa melihat/mengukur hasilnya langsung (instant reward) dan bisa memonitor kemajuannya (progress monitoring).

Demikian kesimpulan hasil penelitian oleh Dr Tali Sharot (Neuroscientist).
Semoga artikel singkat ini bermanfaat bagi yang membacanya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.