Why Recording in Sub-conscious Mind Matter

Neuro-science menjelaskan bahwa pikiran manusia terbagi atas dua bagian yang memiliki cara memproses dan merekam informasi secara berbeda. Yang pertama disebut pikiran sadar (conscious mind) dengan sifat-sifat mampu berfikir kreatif, logis dan kritis. Kemampuan memproses informasi kurang lebih 40 bit/detik. Ketika belajar di ruang kelas atau sedang mengerjakan matematika, maka kita memakai kemampuan pikiran sadar yang logis, kritis, dan kreatif (vibrasi gelombang otak pada posisi Beta). Pikiran sadar terletak di “prefrontal cortex” (permukaan otak sebelah depan) dan mulai berkembang setelah usia 7 tahun. Sebelum usia 7 tahun, seorang anak 100% mengandalkan pikiran bawah sadar (sub-conscious mind) dalam memproses informasi dari lingkungannya. Semua informasi yang ditangkap oleh panca inderanya, akan terekam ke dalam pikiran bawah sadar, tanpa ada filter yang menyaringnya (vibrasi gelombang otaknya pada posisi Theta, posisi hipnosis). Sehingga kepribadian seorang anak sangat dipengaruhi oleh cara pengasuhan selama periode 7 tahun pertama. Apapun yang dirasakan, dilihat, didengar oleh anak pada usia kurang dari 7 tahun, akan menjadi rekaman yang kelak bisa diputar ulang (playback) ketika dewasa. Rekaman pikiran masa anak-anak ini tidak pernah hilang hingga usia dewasa (tua). Pikiran bawah sadar, murni berisi rekaman lama yang bisa diputar ulang (playback) dan tidak kreatif sama sekali (totally not creative). Karena itu, anak-anak harus dijauhkan dari informasi negatif seperti ponografi, kekerasan, kecurangan, karena sub-conscious mind anak-anak, belum memiliki filter (saringan) yang disebut RAS (Reticular Articulating System). Untuk membaca artikel tentang filter pikiran bawah sadar, silahkan baca https://kantorvirtual.co.id/pikiran-bawah-sadar/

Cara paling mudah memahami kerja pikiran bawah sadar adalah dengan menganalogikan dengan “tape recorder”. Bagi generasi yang lahir sebelum tahun 80-an (sebelum era CD, LD, DVD) pasti sudah pernah mengoperasikan “tape recorder” (peralatan audio untuk memutar rekaman audio yang tersimpan pada media kaset). Jika otak merepresentasikan “kaset” yang bisa menyimpan lagu-lagu pop, keroncong, rock, dangdut, campur sari, dan lain-lain, maka “tape recorder” merepresentasikan pikiran bawah sadar manusia yang memiliki tombol-tombol Play, Record, Stop, Rewind, Pause. Cara kerja pikiran bawah sadar dalam merespon stimulus, mengandalkan pada rekaman (recording) yang pernah dibuat sebelumnya. Pikiran bawah sadar bersifat tidak kritis, tidak logis dan hanya memutar ulang rekaman (program) yang sudah ada sebelumnya. Dengan kata lain, pikiran bawah sadar bersifat habitual (menyimpan semua aktivitas yang menjadi kebiasaan). Ketika kita belajar abjad A, B, C, D sampai Z maka pada hakekatnya, kita melakukan “recording” ke dalam pita kaset yang nantinya tinggal menekan tombol “Play” untuk mengeluarkannya. Ketika kita beajar naik sepeda pada saat anak-anak, lalu selama 30 tahun tidak pernah naik sepeda, jika ingin naik sepeda lagi, otak kita tinggal menekan tombol Play, secara otomatis tanpa berfikir kita tetap bisa naik sepeda.

Manusia dewasa mengandalkan 95% sampai 99% dalam pengambilan keputusan kegiatan hariannya pada pikiran bawah sadar. Ketika kita berjalan, berlari, makan, gosok gigi, mandi, menyisir rambut, semua kegiatan tersebut dilakukan oleh pikiran bawah sadar untuk membuat keputusannya. Kita tidak lagi berfikir ketika menyikat gigi, ketika berjalan, ketika naik sepeda, ketika membaca huruf-huruf dalam kalimat. Pertanyaannya, mengapa bisa demikian? Karena kecepatan pikiran bawah sadar, mampu memproses data/informasi dengan kecepatan 40 juta bit per detik atau satu juta lebih cepat dari pikiran sadar. Contohnya, ketika kita naik tangga dan terpeleset, kita tidak akan menggunakan pikiran sadar untuk berfikir dan mengukur seberapa parah akibatnya jika kita terjatuh, lalu memutuskan, tangan sebelah mana yang harus menahan berat badan ketika terjatuh, agar tidak sampai patah tulang. Pikiran sadar terlalu lambat dalam memproses informasi tersebut. Manusia memakai mekanisme gerak reflek yang sudah tersimpan di dalam pikiran bawah sadar untuk melindungi diri, sehingga kita bisa bereaksi dengan cepat tanpa jedah. Begitu juga ketika kita akan tertabrak oleh pengendara motor, kita akan menghindar tanpa berfikir lagi, karena yang kita lakukan adalah “Playback” gerak reflek yang sudah terekam dalam pikiran bawah sadar. Kelebihan lain dari sub-conscious mind adalah dapat mengerjakan banyak tugas pada saat yang bersamaan (simultaneous multi-tasking). Ketika kita menyetir mobil, pada saat yang sama, kita bisa menjawab panggilan telepon, melihat tanda rambu lalu lintas, mengukur jarak dengan mobil di depan, dan lain-lain. Hal ini dimungkinkan karena kecepatan sub-conscious mind memproses informasi adalah sangat-sangat-sangat cepat.

Pada orang dewasa, pikiran bawah sadar bisa diisi dengan rekaman baru melalui latihan dan pengulangan (practice & repetition). Jika anda ingin hafal 5 sila Pancasila, maka silahkan berlatih menghafal dan lakukan berulang kali. Kenapa anda hafal bacaan sholat yang panjang? Karena anda tingal “Playback” apa yang pernah diajarkan oleh guru pada waktu kecil. Begitu ampuhnya kemampuan pikiran bawah sadar, maka para ahli motivasi berusaha untuk memberdayakan kemampuan tersebut untuk membimbing orang agar bisa meraih sukses kehidupan. Caranya dengan memasukkan program-program baru untuk menggantikan program lama ke dalam pikiran bawah sadar. Hal ini dimungkinkan karena selain tombol Play yang tersedia, juga ada tombol Record dan Stop yang bisa diberdayakan untuk membuat rekaman baru ke dalam pikiran bawah sadar manusia. Jika ajaran/faham ekstrim yang dimasukkan ke dalam pikiran bawah sadar melalui keyakinan agama, keyakinan ras, keyakinan politik, maka akan menghasilkan tindakan ekstrim yang destruktif (contoh: bom bunuh diri). Manusia bisa menjadi apapun ketika dia sungguh-sungguh mempelajarinya dengan sangat fokus (menginstal program baru). Baca artikelnya di https://kantorvirtual.co.id/the-law-of-learning/

Suatu keyakinan spiritual (religius belief), keyakinan sistem ekonomi (kapitalis, sosialis, komunis, dll), keyakinan sistem politik (demokrasi, otokrasi, monarki, dll), keyakinan cara mendapatkan uang (menjadi karyawan, pedagang/pengusaha, dokter, pengacara, dll), dan kebudayaan suatu masyarakat, diturunkan dari generasi ke generasi (passed down from generation to generation) melalui proses perekaman sub-conscious mind. Kembali kepada contoh “cassette tape” yang berisi lagu-lagu dangdut, jika dimasukkan ke “tape recorder” lalu kita tekan tombol “Play”, maka yang akan terdengar adalah lagu dangdut, bukan lagu rock atau pop. Sesederhana ini cara menjelaskan mekanisme kerja sub-conscious mind. Karena sifat dari sub-conscious mind merekam suatu kegiatan yang dibiasakan (habitual activity) maka apapun kegiatan yang pernah kita lakukan secara berulang-ulang, akan tersimpan di sub-conscious mind sebagai program. Setiap saat tombol “Play” ditekan, maka rekaman lama akan muncul. Jika yang terekam adalah sistem keyakinan (belief system) yang salah tentang uang (contoh: uang adalah akar kejahatan, orang kaya tidak bisa masuk surga, orang kaya itu sombong, uang tidak dibawa mati, uang tidak bisa membeli kebahagiaan, uang membuat keluarga berantakan, dll) maka orang dengan keyakinan tersebut akan sulit menjadi kaya, karena 95% keputusan atau tindakan sehari-harinya (tanpa disadari) hanya menjalankan rekaman tidak suka menjadi orang kaya. Kondisi tertentu (contoh: kemiskinan), keyakinan agama (religius belief), kebudayaan (culture) diturunkan dari generasi ke generasi melalui proses perekaman sub-conscious mind oleh lingkungan (orang tua atau guru).

Seringkali kehidupan riil manusia tidak mencerminkan apa yang diinginkan, namun merupakan cermin dari rekaman yang ada di sub-conscious mind. Dalam pikiran sadarnya, semua manusia ingin hidup sejahtera (kaya) dan bahagia, namun realitasnya, banyak tindakan manusia (tanpa disadarinya) melakukan hal-hal yang kebalikannya (terjadi sabotase oleh program bawah sadarnya). Hal ini terjadi karena 95% tindakan manusia, adalah memutar ulang (playback) isi rekaman bawah sadarnya, sehingga dengan mudah pikiran bawah sadar mengalahkan (over-power) atas keinginan pikiran sadar. Jika anda dengan sadar meneriakkan kata-kata berikut ini:
– “Saya ingin jadi orang kaya” (akan tetapi, program yang terekam di pikiran bawah sadar adalah program dari keluarga miskin, sering menyaksikan orang tuanya bertengkar soal uang, mencari uang itu sulit, uang tidak tumbuh dari pohon, maka realitas kehidupannya akan tetap miskin),
– “Saya ingin jadi orang pandai” (akan tetapi, program yang terekam di pikiran bawah sadarnya tidak ada kebiasaan membaca buku atau mencari informasi, maka realitas kehidupannya akan tetap tidak pandai),
– “Saya ingin hidup bahagia” (akan tetapi, program yang terekam di pikiran bawah sadarnya adalah pengalaman trauma masa kecil karena orang tuanya bercerai, mendapatkan perlakuan buruk dari lingkungannya, maka realitas kehidupannya, akan tetap tidak bahagia);
– “Saya ingin hidup sehat” (akan tetapi, program yang terekam di pikiran bawah sadarnya adalah pengalaman masa kecil yang miskin tidak pernah makan enak, dan melakukan kompensasi dengan banyak makan setelah punya uang, maka realitas kehidupannya tetap tidak sehat karena over-eating);

Kemampuan kata-kata positif untuk merubah hidup (nasib), hanya 5% (maksimal), kalah kuat dengan program (rekaman) yang ada di sub-conscious mind (95%). Program yang ada di sub-conscious mind, tanpa kita sadari telah mensabotase daftar keinginan yang kita ucapkan dengan sadar (consciousness). Sub-conscious mind merupakan “super komputer” yang belum ada tandingannya (40 juta bit/detik). Realitas kehidupan kita merupakan cerminan (reflexion) program yang berjalan di sub-conscious mind. Hanya 5% realitas hidup kita merupakan hasil pikiran sadar, berupa hasil berfikir kreatif, hasil keputusan yang terencana dan logis. Dengan fakta-fakta yang ditunjukkan oleh “neuro-science”, maka sangat jelas bahwa meng-install program dalam sub-conscious mind, menjadi sangat penting (garbage in, garbage out = jika sampah yang masuk, maka yang keluar juga sampah). Untuk meraih kehidupan yang ideal sesuai cita-cita semua orang, maka rekaman yang ada di dalam sub-conscious mind, hendaknya berisi kebiasaan-kebiasaan (habit) yang baik dan keyakinan-keyakinan (belief) yang tidak menghambat (non limiting belief). Kebiasaan dan keyakinan yang tersimpan di sub-conscious mind, bisa di-unistall dan ditulis ulang kembali melalui “practice and repetition”. Sayangnya, kalau sudah masuk wilayah keyakinan (belief area), manusia adalah makhluk yang paling sulit berubah. Manusia selalu memegang teguh bahwa “belief system” yang dimiliki adalah yang paling benar, yang lain salah (tanpa mau melakukan fact verification). Jika diberikan fakta-fakta, seringkali melakukan penyangkalan (denial).

Saya akan memberi tambahan satu contoh lagi. Ketika dua orang sedang pacaran, maka semua tindakan terhadap satu sama lain adalah hasil proses pikiran sadar (conscious mind) yang kreatif, logis dan kritis. Keduanya dengan sadar memilih baju yang akan dipakai ketika bertemu, dengan sadar memilih restoran yang dikunjungi, dengan sadar memilih kado yang diberikan, dengan sadar memilih kata-kata yang diucapkan. Semua tindakannya dipikirkan dengan cermat memakai processor pikiran sadar “prefrontal cortex”. Namun apa yang terjadi setelah satu tahun menikah, setelah punya anak, setelah banyak masalah keuangan harus diatasi bersama? Maka kedua pasangan tersebut akan memutar ulang atau “playback” program hidup masing-masing yang sudah tersimpan di pikiran bawah sadarnya. Orang biasanya memberi istilah topengnya (conscious mind) sudah terbuka dan aslinya (sub-conscious mind) mulai kelihatan (bekerja). Mengapa fenomena ini hampir pasti dialami oleh semua pasangan ? Karena kekuatan processor pikiran bawah sadar (40 juta bit/detik) terlalu kuat untuk dikalahkan oleh pikiran sadar (kecepatan hanya 40 bit/detik). Jadi dalam menjalani kehidupan normal sehari-hari, 95% tindakan manusia adalah menjalankan program pikiran bawah sadarnya yang tidak bisa dimanipulasi atau ditutup-tutupi dengan kebohongan atau kepura-puraan.

Kesimpulan : Kemampuan sub-conscious mind mengendalikan hidup manusia antara 95% sampai 99% (angka 99% jika orang malas berfikir, hanya memakai kapasitasnya 1%). Karena itu sangat penting menanamkan kebiasaan positif dan keyakinan yang benar pada anak-anak usia 0 sampai 7 tahun. Pada rentang usia tersebut, pikiran sadar (conscious mind) anak belum berkembang dan semua informasi yang diterima dari lingkungannya melalui panca indera, akan menjadi rekaman (program) dalam pikiran bawah sadarnya, yang kelak akan muncul dalam perilaku kehidupan dewasanya (ketika mengambil keputusan dan tindakan sehar-hari). Artikel ini murni ditulis berdasarkan landasan “neuro-science”, sehingga tidak perlu dipertentangkan dengan ajaran agama tertentu.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.