Coronavirus: Why You Must Act Now
(Mengapa Anda Harus Bertindak Sekarang)
Rangkuman Paper Oleh Thomas Pueyo (13/3/2020)
Poin-poin penting yang didiskusikan:
1. Virus Corona sedang mendatangi Anda
2. Kecepatannya eksponensial (bertahap, kemudian mendadak cepat sekali)
3. Hanya dalam hitungan hari dan minggu, sistem kesehatan akan kewalahan menangani pasien
4. Model simulasi berdasarkan data empiris kasus di kota Wuhan (Cina)
Jika wabah benar-benar menyerang kota Anda, rumah sakit tidak sanggup menyediakan tempat tidur dan pasien akan diletakkan di lantai lorong-lorong RS. Petugas akan kelelahan dan ikut jatuh sakit. Peralatan penopang hidup (Ventilator Oxygen) tidak cukup tersedia. Petugas akan memilih pasien mana yang diberi alat penopang hidup, dan pasien mana yang akan dibiarkan meninggal karena tidak tersedianya peralatan. Satu-satunya tindakan untuk mencegah wabah menyerang kota anda adalah dengan mencegah interaksi sosial yang tidak penting (social distancing), mulai hari ini, jangan ditunda. SEKARANG.
Saat ini wabah virus Corona sudah dinyatakan sebagai “pandemic” oleh WHO. ini artinya, virus sudah menyebar ke lebih dari 50% negara di muka bumi. Negara di luar Cina yang sudah menderita wabah adalah Korea Selatan, Iran (yang akan menular ke wilayah Timur Tengah) dan Italia (yang akan menular ke seluruh daratan Eropa dan akhirnya naik pesawat menyeberang ke daratan Amerika).
Data yang diumumkan oleh Pihak Otoritas Medis adalah data terlambat (lagging data) karena data tersebut diambil setelah diagnosa pasien berhasil ditegakkan dengan alat testing (test kit). Data orang yang terinfeksi yang belum tercatat oleh Otoritas Medis jauh lebih besar. Analoginya seperti gunung es di laut. Yang tampak hanyalah permukaan yang muncul dipermukaan air, sementara bagian es yang dibawah permukaan air jauh lebih besar.
Pada tanggal 21 Januari 2020 pasien yang terdiagnosa di kota Wuhan hanya 100 pasien. Sesungguhnya, pasien yang belum sempat menjalani test namun positif mencapai 1500 orang atau 15 kalinya. Namun Petugas tidak mencatat jumlah yang 1400 karena belum sempat menjalani test di Lab. Tanggal 23 Januari jam 10 pagi, Pihak berwenang di Wuhan mengumumkan untuk menutup (lock down) kota Wuhan. Ini artinya tidak boleh ada orang keluar dari kota Wuhan atau orang yang ada di luar kota Wuhan, tidak boleh masuk ke kota Wuhan. Tujuan tindakan ini adalah memotong rantai penularan atau penyebaran virus dari orang yang sdh terinfeksi kepada orang yang masih sehat. Pada tanggal 23 januari, pasien yang sdh positif hasil tesnya meningkat dari 100 pasien menjadi 400 pasien hanya dalam selang waktu 2 hari. Tanggal 24 Januari, 15 kota disekitar Wuhan juga dinyatakan ditutup.
Dengan tindakan yang cepat tersebut, grafik penyebaran virus Corona tidak lagi eksponensial, namun sudah mulai mendatar (flat line). Sementara negara-negara lain memiliki waktu untuk belajar dari tindakan yang diambil oleh Pemerintah Cina, namun mereka menganggap sepele dan yakin tidak akan terkena wabah Corona (Catatan: bahkan Pemerintah RI, awalnya menyangkal ada pasien Corona di Indonesia). Korea, Italia dan Iran yang tidak mau belajar dari Cina, Awal bulan Maret menghadapi wabah yang eksponensial, sama persis dengan yang terjadi di Wuhan pada bulan Januari. Penderita Virus Corona bisa menularkan kepada orang lain meskipun yang bersangkutan belum merasakan gejala apa-apa. hal ini karena masa inkubasi yang cukup panjang (sekitar 14 hari). Bisa saja anda bersalaman dengan orang yang segar-bugar, namun 14 hari kemudian anda jatuh sakit dan terdiagnosa kena virus Corona.
Sekarang virus Corona sudah menyeberang Samudra Atlantik dan sudah menginfeksi distrik Washington dan San Fransisco (USA). Presiden Perancis sudah meliburkan semua sekolah mulai hari Senin besok. Jika Washington tidak segera mengambil tindakan, maka Washington akan menjadi Wuhan kedua. Saya punya model untuk membuat simulasi penyebaran virus Corona. Kita mulai input-nya angka kematian yang terjadi. Berdasarkan data di Wuhan, dibutuhkan 17,3 hari mulai dari terinfeksi hingga meninggal. Itu artinya, orang yang meninggal tanggal 29 berarti terinfeksi sekitar tanggal 12. Kita asumsikan angka kematian (mortality rate) cukup 1% saja. Jika ada 1 pasien yang meninggal, itu berarti ada 100 pasien yang terinfeksi (baik yg sudah terdiagnosa atau belum). Sedangkan angka pengganda untuk grafik eksponesial adalah 6,2. Ini artinya, dalam periode 17 hari si pasien yang telah meninggal dunia tadi, telah menyebarkan sebanyak 8 x 100 atau 800 pasien baru (hanya dari 1 pasien yang meninggal dalam rentang 17 hari saja). Angka 8 didapat dari angka 2 pangkat 17/dibagi 6. Jika pada tanggal 13 Maret di Washington ada 22 kematian karena Corona, maka sesungguhnya telah ada 22 x 800 = 16.000 orang yang sudah terinfeksi (gunung es yang ada di bawah permukaan air).
Pemerintah Perancis mengumumkan 30 kematian dan 1400 yang terdiagnosa. Dengan menggunakan model di atas, orang yang belum tercatat di data Pemerintah namun sudah terinfeksi adalah 30 x 800 = 24.000 orang. Itulah mengapa Presiden Perancis memutuskan untuk meliburkan semua sekolah dari SD sampai Universitas. Data empiris penderita Corona adalah 80,9% hanya menunjukkan gejala ringan (seperti flue biasa), sebanyak 13,8% menderita ganguan kesehatan berat dan hanya 4,7% yang kritis (beresiko kematian). Meskipun yang kritis hanya 4,7%, yang menjadi masalah adalah ketika wabah benar-benar terjadi di kota anda dan peralatan medis di kota anda tidak memadai, maka petugas akan memutuskan, siapa yang akan ditolong dan siapa yang akan dibiarkan meninggal karena tidak tersedia peralatan. Itulah “horor” yang sesungguhnya. Karena itu agar wabah tidak sampai terjadi di kota anda, maka tindakan terbaik adalah mencegah penyebaran virus dengan tindakan “social distancing” yang artinya menghindari kegiatan yang mengumpulkan banyak orang. Untuk sementara diam saja di rumah dulu, jangan ada kegiatan yang mendatangkan banyak kerumunan orang.
Kira-kira itulah ringkasan yang bisa saya buat, Semoga bisa membuka wawasan tentang Virus Corona. Jangan tergoda mengkonsumsi berita HOAX karena akan merusak akal sehat anda.
Have a nice weekend.