Faktor Keberuntungan

Faktor Keberuntungan (Luck Factor)

Richard Wisemen (seorang psikolog sosial Inggris) penasaran dengan fenomena sosial, kenapa di dunia ini ada orang yang hidupnya selalu sial dan ada orang yang hidupnya selalu beruntung. Adakah faktor-faktor tertentu yang menyebabkan fenomena tersebut. Dia melakukan penelitian longitudinal selama 20 tahun untuk mempelajari fenomena tersebut. Dia memasang iklan di surat kabar untuk mencari seseorang yang bersedia dijadikan subjek penelitian. Minggu pertama, bunyi iklan nya adalah “dicari orang yang merasa hidupnya selalu sial”, silahkan datang ke kantornya untuk mengisi beberapa formulir quistioner. Minggu berikutnya, bunyi iklannya “dicari orang yang merasa hidupnya selalu beruntung”, silahkan datang ke kantornya. Richard sengaja tidak menggunakan kata “sukses” dalam penelitian tersebut karena ukuran “sukses” bisa berbeda-beda setiap orang.

Setelah mengikuti perjalanan hidup 2 kelompok subjek penelitian tersebut selama 20 tahun, akhirnya Richard membuat rangkuman hasil penelitian sbb:
Subjek yang merasa hidupnya beruntung, memiliki kesamaan sifat-sifat sbb:
1. Orang beruntung memiliki kebiasaan untuk mencari peluang baru dengan cara networking (menjalin pertemanan yang seluas-luasnya) dan dalam menyikapi kehidupan bersikap releks (tidak tegang dan tidak dikit-dikit mengeluh).
2. Orang beruntung memiliki pikiran terbuka (open-minded), mau mencari pengalaman baru (new experiences), dan tidak tertutup terhadap ide-ide baru.
3. Orang beruntung mendengarkan intuisinya melalui meditasi (itikaf), mengosongkan pikiran, menerawang ke dalam dirinya untuk mendengarkan suara hatinya.
4. Orang beruntung selalu berharap keberuntungan akan datang melalui harapan yang selalu positif (bersikap optimis sebagai lawan dari sikap pesimis)
5. Orang beruntung mampu merubah kesialan yang dialami menjadi keberuntungan karena segera mengambil kendali atas situasi yang dihadapi dan tidak meratapinya atau menyalahkan orang lain.

Sebaliknya, orang yang merasa hidupnya sial, memiliki kebiasaan (sikap hidup) yang berlawanan dengan 5 hal diatas. Ada fenomena menarik yang diamati oleh Richard yaitu, dia meletakkan uang koin di sepanjang jalan menuju kantor nya. Orang-orang yang merasa hidupnya sial, tidak bisa melihat (menemukan) koin-koin tersebut, sementara orang-orang yang beruntung, bisa melihat dan menemukan koin-koin yang sengaja diletakkan di jalan menuju kantor Richard. Adapun contoh orang yang merasa hidupnya selalu sial adalah (contoh: baru menikah 3 bulan sudah bercerai, kerja baru 6 bulan sudah dipecat, investasi di pasar modal merugi, memberi pinjaman ke teman ditipu, beli barang kena tipu, dll).

Demikian artikel singkat ini, semoga bermanfaat. Jika ingin mengetahui lebih banyak, silahkan membaca buku lengkapnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.