Gerakan dan faham Feminisme merupakan perkembangan faham Liberalisme. Feminisme adalah sebuah gerakan yang menuntut kesetaraan hak dan keadilan bagi perempuan. Faham ini tidak terlepas dari faham Liberalisme yang sudah terlebih dulu diterima. Kesetaraan yang dimaksud adalah persamaan hak antara pria dan wanita dalam bidang politik, sosial dan ekonomi. Gerakan ini mulai mendapatkan momentum pada tahun 1963 setelah diterbitkan buku dengan judul “The Feminine Mystique” yang ditulis oleh Betty Friedan. Setelah mendapat banyak dukungan dari publik, Betty Friedan akhirnya mendidrikan organisasi yang diberi nama “National Organization for Woman (NOW)” pada tahun 1966. Hasil dari kesadaran ini adalah disahkannya undang-undang persamaan hak di Amerika (Equal Right Act 1964). Dalam bidang ekonomi, Perempuan sudah mendapatkan persamaan upah dengan Pria. Dalam bidang politik, perempuan memiliki hak pilih dalam Pemilu dan bisa menjadi anggota Parlemen dan bahkan menjadi Perdana Mentri atau Presiden. Dalam bidang sosial, perempuan memiliki banyak pilihan peran (menjadi penyanyi, menjadi polisi, menjadi pilot, menjadi guru/dosen, menjadi dokter, dll). Berkat gerakan feminisme, perempuan bisa memberikan kontribusi yang sama dengan pria. Namun demikian, tidak berarti gerakan feminisme tanpa menghadapi tantangan (rintangan). Tantangan terberat datang dari kaum konservatif agama yang masih memandang peran perempuan sebagai subordinate pria (suami). Perempuan sering hanya dipandang sebagai objek sexual yang bertugas menghasilkan keturunan. Bahkan sebelum Putra Mahkota Kerajaan Arab Saudi naik tahta, perempuan di Arab Saudi tidak diperkenankan nyetir mobil sendiri dan bisa dipenjara apabila melanggar. Setelah Putra Mahkota naik tahta, akankah feminisme mendapatkan momentum untuk berkembang di negara-negara yang didominansi pemeluk agama Islam? Waktu yang akan membuktikan.