Kita tahu bahwa manusia memiliki 6 emosi dasar yaitu senang/bahagia, takut, sedih, kaget/terkejut, jijik dan marah. Keenam emosi dasar tersebut, tersimpan di pikiran bawah sadar manusia sehingga emosi-emosi tersebut bisa muncul diluar kendali kita alias bekerja secara refleks. Saya hanya akan membahas emosi yang terakhir yaitu “marah”. Kemarahan yang kita biarkan membara bagaikan peluru dalam pistol yang siap ditarik pelatuknya, untuk menembak sasaran (target). Kapankah saatnya emosi marah meluap (muncul) ke permukaan? Pada saat anda merasa sangat kesal /jengkel terhadap suatu peristiwa, yang menurut anda adalah tindakan bodoh yang dilakukan oleh orang lain pada anda (contoh peristiwa: anda sedang naik sepeda motor/mobil di jalan raya, tiba-tiba dipotong oleh seseorang; contoh lain: anak anda ketahuan mencuri uang di dompet anda). Pada saat inilah anda akan secara refleks menarik pelatuk “pistol amarah” dan menembakkan peluru “amarah” tepat di hati orang tersebut. Lalu, apa yang akan terjadi selanjutnya ?
Anda akan sangat puas karena memang sudah lama peluru ini tidak anda gunakan dan terasa bahwa peluru ini akhirnya ada gunanya. Anda akan membunuh mati karakter dan pertahanan orang yang sedang anda marahi sehingga orang tersebut hancur dan terenyuh di hadapan anda. Anda akan menunjukkan kekuasaan dan kekuatan (power) pada saat sasaran tertunduk dan tidak bisa berkata-kata. Sebenarnya tahukah anda apa yang sesungguhnya terjadi ?
Anda sedang menanamkan luka yang sangat tajam dan menumbuhkan bibit permusuhan. Anda bagaikan memukul paku dengan palu besar ke tembok/dinding. Meskipun suatu saat anda bisa mencabut paku tersebut, namun dinding itu tetap meninggalkan lubang bekas paku. Memang begitulah adanya bila hal ini terjadi. Ini bagaikan ranjau bagi diri anda dalam menjalani kehidupan. Ketika emosi “marah” sedang memuncak, Anda sedang melemparkan ”boomerang” yang anda tidak tahu, kapan boomerang tersebut akan menampar kembali ke muka anda.
Demikian artikel pendek ini, semoga bermanfaat.