Artikel ini dirangkum dari materi kuliah YouTube, channel UCTV (University of California TV)
yang disajikan oleh Robert P. Heane, MD (dari Chreighton University) untuk menjawab 4 pertanyaan:
1. Why is Vitamin D very important ?
2. How does it work in our body?
3. Where do We get it?
4. How much do We need on daily bases?
Vitamin D dulu hanya dikampanyekan untuk kesehatan tulang. Dengan bertambah majunya ilmu kesehatan, maka banyak hal baru yang berhasil diungkap dan dijelaskan tentang peranan vitamin D dalam fisiologi. Fungsi utama vitamin D adalah membantu proses fisiologi dalam seluler untuk mengakses informasi yang tersimpan dalam DNA (Library), ketika tubuh membutuhkan “repair or replacement”. Sehingga vitamin D adalah bagian yang tidak terpisahkan dari mekanisme kontrol replikasi genetika. Terdapat 2 macam atau senyawa kimia Vitamin D, yaitu:
1. Vitamin D2 (ergocalciferol) yang banyak terdapat pada tanaman jamur
2. Vitamin D3 (cholecalciferol) yang banyak terdapat pada ikan laut, daging, kuning telor dan yang disitesa dibawah permukaan kulit dengan bantuan UV-B.
Selanjutnya, vitamin D (baik D2 atau D3) oleh Liver (hati) akan diaktifkan menjadi senyawa 25(OH)D yang merupakan vitamin D aktif yang terdapat dalam serum darah. Selanjutnya di dalam Ginjal (5%) vitamin D aktif tersebut akan dirubah menjadi senyawa baru yaitu 1,25(OH)2D untuk membantu penyerapan mineral Kalsium (Ca) dalam usus. Sebagian besar (lebih dari 85%) vitamin D aktif atau 25(OH)D yang ada di serum darah akan masuk ke dalam sitoplasma sel dan disintesa menjadi senyawa baru 1,25(OH)2D untuk membantu menyalin (unlock) kode-kode DNA (Library) dalam proses “repair and replacement”. Jadi kekurangan Vitamin D tidak hanya menyebabkan rendahnya penyerapan Kalsium (Ca) oleh usus untuk kesehatan tulang, namun kekurangan vitamin D juga mengganggu proses perbaikan dan penggantian komponen seluler ketika tubuh membutuhkan perbaikan atau penggantian (repair or replacement). Itulah sebabnya, hampir semua penyakit kronis, terkait dengan tidak memadainyavitamin D yang dibutuhkan oleh tubuh. Dari hasil penelitian longitudinal didapatkan hasil bahwa ada korelasi antara tingkat kematian yang tinggi (high mortality rate) dengan tidak memadainya status vitamin D dalam serum darah.
Ketika Sel menerima sinyal (permintaan) untuk perbaikan atau penggantian suatu peralatan sel atau jaringan tertentu, maka Sel tersebut harus memberikan respon atas permintaan tersebut. Agar tidak salah dalam memberikan respon, maka senyawa turunan dari vitamin D yaitu 1,25(OH)2D akan menyalin informasi yang ada di dalam DNA (Library). Sebagai contoh, jika permintaannya berupa perbaikan sel kulit yang rusak, maka senyawa 1,25(OH)2D harus menyalin informasi tentang sel kulit dari database yang ada dalam DNA (Library). Sehingga tidak akan terjadi, misalnya yang diminta adalah penggantian sel kulit, karena salah mengkopi informasi DNA, maka respon yang diberikan adalah informasi atau kode DNA untuk sintesa sel usus. Vitamin D dalam bentuk senyawa aktif dalam seluler (1,25(OH)2D) merupakan komponen yang sangat penting dalam proses “repair or replacement”. Kekurangan vitamin D akan menghambat proses “repair or replacement” dalam tubuh kita, sehingga berdampak pada lamanya proses pemulihan (recovery) maupun pada pencegahan penyakit kronis. Karena vitamin D sangat penting peranannya dalam proses replikasi (pembelahan) sel dalam tubuh.
Beberapa penyakit yang dikaitkan dengan kekurangan vitamin D, diantaranya adalah:
1. Penyakit yang berkaitan dengan tulang (mudah patah, keropos, bengkok, dll) karena kurangnya absorsi Kalsium.
2. Tekanan darah tinggi (karena terjadi pengerasan pembuluh darah arteri)
3. Meningkatnya resiko penyakit jantung
4. Janin lahir prematur dan berat janin rendah (karena terganggunya replikasi sel)
5. Diabetis dan sindrom metabolik
6. Rentan terkena infeksi atau imunitas rendah karena terganggunya replikasi sel-sel imun (sel darah putih)
7. Berbagai macam kanker
8. Meningkatnya resiko multiple sclerosis
Dari mana kita bisa mendapatkan vitamin D yang cukup?
Ada 3 sumber untuk mendapatkan jumlah vitamin D yang memadai, yaitu
1. Makanan (nutrisi) yang kaya vitamin D (kuning telur, jamur, ikan salmon, tuna, daging dan udang),
2. Paparan sinar matahari (Ultra Violet B) ke permukaan kulit tanpa penghalang (kain, sun block, dll),
3. Jika dari 2 sumber belum memadai, bisa mengambil dari suplemen makanan.
Berapa kebutuhan harian vitamin D agar kita mendapatkan kesehatan yang optimal ?
1. Jika memakai satuan nano gram per mili liter, maka kebutuhan harian adalah antara 50 ng/mL sampai 60 ng/mL.
2. Jika memakai satuan International Unit (IU), maka kebutuhan vitamin D3 adalah 5000 IU sampai 6000 IU/hari.
Dari hasil percobaan, konsumsi vitamin D hingga 30.000 IU per hari tidak menimbulkan efek keracunan (toxicity).
Sebagai pembanding, dalam satu butir kuning telur ayam, hanya terdapat 40 IU vitamin D3. Dalam 100 gram ikan salmon terkandung 447 IU vitamin D3.
Karena itu ibu hamil di Indonesia yang diteliti, hampir 90% kekurangan vitamin D. Maka dianjurkan mendapatkan vitamin D3 dari sumber lain
yaitu paparan sinar ultra violet B ke permukaan kulit dan suplemen vitamin D3. Paparan sinar UV-B antara pukul 10 pagi hingga 3 sore adalah yang terbaik sebab pada periode waktu tersebut, UV-B yang sampai ke permukaan bumi konsentrasinya cukup tinggi. Tidak perlu terlalu lama, cukup 15 menit per hari. Semakin luas permukaan kulit yang terekspos (terpapar) semakin banyak vitamin D3 yang diproduksi oleh kulit. Karena itu, sebisa mungkin jangan memakai pakaian yang menutup seluruh permukaan kulit agar sinar UV-B bisa mengenai permukaan kulit. Jika permukaan kulit terlalu lama terpapar sinar matahari, maka UV-A bisa membakar lapisan dermis (lapisan bagian dalam kulit) sehingga bisa menyebabkan kulit keriput. Meskipun kulit yang terpapar terlalu lama akan menghasilkan zat warna (melanin) untuk melindingi (sebagai payung pelindung), namun terpapar sinar matahari terlalu lama tetap tidak baik karena ada resiko terkena kanker kulit.
Semoga artikel ini bermanfaat dimasa pandemi Corona Virus saat ini, khususnya untuk meningkatkan imunitas tubuh.