Basic Immune System (Sistem Imun Dasar)
Lecture by Dr. Katherine Gundling, University of California Medical School
1. Mengapa tubuh manusia harus memiliki “immune system” ?
Immune system (sistem imun) adalah sistem perlindungan tubuh terhadap benda asing (patogen) yang masuk ke tubuh, yang bisa menyebabkan tubuh menjadi sakit. Benda asing tersebut dapat berupa bakteri, virus, jamur, cacing, dan parasit protozoa. Selain fungsi perlindungan, sistem imun juga menjalankan fungsi perbaikan luka dan pembersihan jaringan bekas luka.
Secara umum ada 2 sistem imun, yaitu:
a. Innate Immunity (imunitas bawaan tubuh)
– Physical barriers (contoh: lapisan epidermis pada kulit, rambut pada hidung, silia atau sapu halus pada saluran nafas atau trachea)
– Chemical barriers (contoh : asam lambung, microbial peptides pada air liur)
– Phagocytosis atau sel darah putih yang memakan patogen (contoh: sel Makrofag, sel Neutrofil, sel Dendritis)
Jika ada benda asing yang masuk ke tubuh dan diidentifikasi sebagai patogen (penyebab penyakit), maka salah satu dari Makrofag, Neutrofil,
atau Dendritis akan mengejar patogen tersebut dan memakannya hingga hancur berkeping-keping sehingga tidak lagi membahayakan tubuh.
b. Acquired Immunity (imunitas yang didapatkan)
– Vaksinasi terhadap patogen tertentu (TBC, Influenza, Rubela, Rabies, dll). Caranya adalah dengan sengaja memasukkan ke dalam tubuh kita
“patogen yang dilemahkan” sehingga tidak membahayakan tubuh karena limfosit (B-cells) dengan mudah akan menghasilkan antobody untuk
mengalahkan tersebut.
2. a. Dimanakah tempat produksi “immune system” ?
Immune system diproduksi di dalam sumsum tulang paha (bone marrow) berupa “immature cells” atau sering disebut “stem cells”.
Stem cells adalah sel yang belum matang atau belum menjadi sel spesifik. Stem cells yang dihasilkan oleh “bone marrow” akan matang
menjadi berbagai macam
sel darah putih (dendritic, eosinofil, neutrofil, basofil, makrofag, mast), seldarah merah (eritrosit), dan limfoid (T-cell, B-cell, Natural killer cell).
b. Dimanakah tempat “mangkal” dari sel-sel “immune system” dalam tubuh kita?
Tempat “mangkal” atau “pos jaga” dari sistem imun ada di beberapa lokasi yaitu:
– Di rahang kiri dan kanan dibawah telinga (namanya Tonsil)
– Di balik tulang rusuk dada (namanya Thymus)
– Di sepanjang saluran cerna bagian atas (esofagus) berupa pembuluh limfa
– Di sepanjang usus kecil, usus besar, usus buntu (appendix)
– Di selangkangan paha (kiri dan kanan)
– Di ketiak sebelah kiri dan kanan
c. Sel imun yang terus menerus patroli (in circulation) adalah eosinofil, neutrofil, limfosit (T & B Cells)
d. Sel imun yang mangkal di jaringan adalah dendritic, makrofag, mast cell
3. Lewat jalur apa saja benda asing (patogen) masuk ke tubuh kita ? Ada 2 jalur utama, yaitu:
a. Jalur permukaan kulit
Contoh: – Gigitan serangga (Malaria, Demam Berdarah, Zika, Kaki Gajah, Chikungunya, dll)
– Gigitan Binatang (Rabies)
– Luka terbuka (Tetanus)
b. Selaput lendir (Mukosa)
Contoh: – Saluran cerna (Hepatitis, Tipus, Diare, dll)
– Saluran pernafasan (TBC, SARS, Corona, Inluenza, dll)
– Saluran reproduksi (Sifilis, Gonoro, HIV, dll)
4. Apa yang dimaksud dengan “antibody” atau sering juga disebut “immunoglobulin” ?
Antibody pada dasarnya adalah protein yang berukuran cukup besar, berbentuk seperti huruf “Y” yang dihasilkan oleh limfosit (B-cells). Antibody dihasilkan oleh B-cells atas instruksi sang komandan (T-Cells) ketika terjadi serangan patogen. Ketika tubuh berhasil memenangkan pertempuran melawan “patogen”, maka tubuh akan menggunakan antobody tersebut untuk mengusir patogen sejenis, jika kelak patogen tersebut datang atau masuk lagi. Antibody ini memiliki permukaan yang sepesifik karena dibuat secara spesifik untuk melawan patogen tertentu. Sebagai contoh, jika kita terkena serangan “corona virus” maka T-cells sebagai komandan lapangan akan memerintahkan B-cells untuk memproduksi antibody guna melawan “corona virus”. Jika pertempuran ini dimenangkan oleh antibody, maka tubuh kita akan mengingatnya. Ketika virus yang sama datang lagi, maka dalam 24 jam, antibody sudah dikerahkan untuk memerangi virus tersebut.
Bagaimana caranya T-cells (sang komandan) berkomunikasi dengan para prajurit (B-cells) dalam pertempuran melawan patogen? Ada 2 cara komunikasi yaitu dengan cara interaksi langsung (saling menempel). Cara kedua dengan melepaskan zat kimia tertentu yang diberi nama “cytokines”. Fungsi dari “cytokines” adalah serupa dengan “text massage” dalam komunikasi melalui handphone. Pesan bisa dikirimkan secara “remote” (dari tempat yang jauh/berbeda) kepada pasukan (B-cells) yang berada dilokasi terdekat dengan patogen untuk segera menghancurkan lawan (patogen).