Teori Ekonomi Adam Smith & David Ricardo

Jika anda belajar ilmu ekonomi, entah ketika masih di SMA atau pada saat Kuliah, maka dua nama di atas adalah tidak asing. Keduanya adalah warga negara Inggris. Adam Smith dikenal sebagai filosof dan ahli ekonomi lulusan Oxford University, London. Sedangkan David Ricardo adalah anak dari keluarga Yahudi yang berprofesi sebagai pialang saham. Sejak usia 14 tahun, David Ricardo sudah bekerja membantu orang tuanya sebagai pialang/pedagang saham. Belakangan orang tuanya mengusirnya (tidak mau mengakui sebagai anak) karena dia pindah agama menjadi “Kristen Unitarian”. David Ricardo menikah pada usia 21 tahun dan meninggal pada usia 51 tahun karena infeksi pada telinga yang menyebar ke otak.

Karya monumental Adam Smith adalah buku dengan judul “An inquiry into the Nature and Causes of the Wealth of Nations” biasa disingkat dengan “The Wealth of Nations”. Intisari dari buku tersebut adalah penjelasan tentang cara kerja sistem ekonomi yang saat ini kita kenal sebagai “sistem ekonomi kapitalisme”. Singkatnya begini, kalau suatu bangsa ingin makmur (sejahtera), maka ada beberapa hal yang harus diterapkan:
1. Adanya spesialisasi. Orang yang hebat dalam menjahit baju, jadilah penjahit profesional, jangan merangkap jadi tukang Las. Dengan adanya spesialisasi maka produksivitas bisa ditingkatkan dan rakyat (pelaku ekonomi) akan menjadi makmur atau sejahtera.
2. Membiarkan “invisible hand” bekerja tanpa campur tangan pihak luar. Apa yang dimaksud dengan “invisible hand”? Invisible hand adalah hukum “permintaan dan penawaran” yang akan mengatur alokasi sumber daya ekonomi tanpa campur tangan Pemerintah. Semboyan terkenalnya adalah “Laissez-faire” yang berasal dari bahasa Perancis yang kalau diterjemahkan ke bahasa Inggris menjadi “Let me alone” (biarkan saya sendiri, jangan ikut campur). Dengan konsep ini maka Pemerintah tidak boleh menentukan harga barang di pasar, Pemerintah tidak boleh memiliki perusahaan. Tidak boleh ada kekuatan monopoli dalam ekonomi agar persaingan menjadi adil dan sehat.

Karya Adam Smith ini dianggap sebagai awal mula ilmu ekonomi sehingga Adam Smith diberi julukan Bapak Ekonomi Klasik. Sedangkan David Ricardo lebih dikenal atas teori perdagangan internasional. David Ricardo mengkritik sistem perdagangan “merkantilisme” yang berlaku saat itu. Dalam pandangan “merkantilisme”, kemakmuran suatu bangsa bisa dicapai dengan mencari daerah jajahan baru untuk mendapatkan barang-barang dagangan. Kekayaan atau kemakmuran suatu bangsa diukur dari jumlah emas batangan yang bisa dikumpulkan. Hal ini bisa difahami karena jaman itu (antara tahun 1500 sampai 1775) belum ada revolusi industri di Inggris dan emas (bukan Dollar seperti sekarang) adalah mata uang perdagangan dunia. Menurut David Ricardo, suatu bangsa akan makmur apabila bangsa tersebut memanfaatkan keunggulan komparatifnya dan melakukan perdagangan antar bangsa. Sebagai contoh, jika ternak sapi atau domba di New Zealand biaya produksinya lebih murah karena diuntungkan oleh keunggulan komparatif (iklim, padang rumput) maka bangsa New Zealand hendaknya berspesialisasi untuk berternak sebagai keunggulanya dan menjual hasilnya ke negara lain seperti Singapura, Hongkong atau Jepang yang tidak punya lahan dan rumput untuk ternak sapi. Lalu menggunakan hasil penjualan ternaknya untuk membeli mobil dari Jepang atau impor baju, sepatu, mainan anak dari Tiongkok. Mengapa impor baju, mainan anak dari Tiongkok? Karena bangsa Tiongkok memiliki keunggulan komparatif yaitu tenaga kerja murah yang berlimpah sehingga bisa memproduksi baju, sepatu dan mainan anak dengan ongkos produksi yang sangat rendah.

Idealnya perdagangan internasional tidak hanya berlaku untuk barang, namun juga untuk jasa. Idealnya Indonesia yang memiliki tenaga kerja murah berlimpah, bisa ekspor tukang pijat, pembantu rumah tangga, kuli bangunan dan tukang petik buah ke Australia, sebagai negara yang paling dekat lokasinya dengan Indonesia. Namun perdagangan jasa tidak terjadi oleh karena hambatan politik sehingga tidak bisa dijalankan. Taiwan adalah negara Industri di Asia yang banyak ekspor produk manufaktur ke negara lain. Taiwan membutuhkan pembantu rumah tangga untuk menjaga anak-anak kecil yang ditinggal bekerja oleh orang tuanya dan untuk merawat orang-orang lanjut usia. Maka bagi bangsa Taiwan, ekonominya akan lebih efisien apabila melakukan perdaganan dengan Indonesia. Taiwan ekspor komputer laptop, mesin-mesin industri ke Indonesia dan impor tenaga kerja murah (asisten rumah tangga) dari Indonesia. Begitulah seharusnya perdagangan internasional menurut David Ricardo. Jadi jika tanpa hambatan politik (atau wabah Corona), maka bangsa Taiwan akan menjadi bangsa yang makmur jika melakukan spesialisasi (memproduksi mesin-mesin industri) dan bangsa Indonesia juga menjadi makmur/sejahtera jika mengekspor tenaga kerja ke Taiwan. Kenapa yang diekspor Indonesia tenaga kerja murah? Karena itulah yang menjadi “keunggulan komparatif” Indonesia dibandingkan dengan Taiwan.

Globalisasi ekonomi yang terjadi saat ini merupakan wujud nyata dari teori perdagangan internasional yang digagas oleh David Ricardo pada abad 18 silam. Kemakmuran suatu bangsa akan terwujud kalau bangsa-bangsa tersebut melakukan perdagangan satu sama lain (ekspor dan impor) sesuai keunggulan komparatif masing-masing bangsa, tanpa ada hambatan, baik hambatan politik, hambatan tarif tinggi atau hambatan non tarif. Kenapa Inggris merupakan negara maju dan banyak melakukan koloni bangsa-bangsa lain? Karena dari dulu memang Kerajaan Inggris Raya sudah memiliki SDM sekaliber Adam Smith, David Ricardo, dan John Stuart Mill yang bisa merumuskan sistem ekonomi dunia. Kapan bangsa Indonesia bisa maju seperti Inggris, kalau yang diekspor adalah komoditi minyak kelapa sawit, batu bara, biji kopi, asisten rumah tangga, yang nilai tambah ekonominya rendah.

Demikian sekelumit teori ekonomi yang merubah peradaban dunia, dimana saat ini kita semua tinggal. Nanti kalau kita sudah pindah ke planet lain, mungkin saja teori ekonominya Adam Smith dan David Ricardo tidak applicable (contoh: jika kehidpudan di surga sudah menyediakan semua kebutuhan kita, untuk apa memakai teori Adam smith atau David Ricardo untuk melakukan perdagangan).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.